Bagaimana Pasta Menjadi Makanan Favorit di Dunia – Pasta telah menduduki puncak survei global makanan favorit dunia. Jadi bagaimana hidangan yang begitu erat kaitannya dengan Italia menjadi makanan pokok dari begitu banyak meja di seluruh dunia?

Meskipun tidak semua orang tahu perbedaan antara farfalle, fettuccine, dan fusilli, banyak orang telah menyeruput semangkuk spaghetti bolognese atau menyantap sepiring lasagna.

Tentu saja di rumah tangga Inggris, spaghetti bolognese telah menjadi fitur reguler waktu makan sejak tahun 1960-an. Ini menjadi makanan pokok anak-anak, sementara ramuan tuna-pasta-jagung manis mungkin bisa dianggap sebagai makanan yang menopang banyak siswa selama bertahun-tahun di universitas.

Tapi sekarang survei global oleh badan amal Oxfam menyebut pasta sebagai hidangan paling populer di dunia, di atas daging, nasi, dan pizza. Selain populer di negara-negara Eropa yang mengejutkan, pasta adalah salah satu favorit di Filipina, Guatemala, Brasil, dan Afrika Selatan.

Dan angka dari Organisasi Pasta Internasional menunjukkan Venezuela adalah konsumen pasta terbesar, setelah Italia. Tunisia, Chili, dan Peru juga masuk dalam 10 besar, sementara orang Meksiko, Argentina, dan Bolivia semuanya makan lebih banyak pasta daripada orang Inggris.

Angka penjualan global mencerminkan cinta dunia dengan pasta – angka tersebut telah meningkat dari US$13 miliar (£8 miliar) pada tahun 2003 menjadi US$16 miliar (£10 miliar) pada tahun 2010. Para analis di Datamonitor memperkirakan akan mencapai US$19 miliar (£12 miliar) pada tahun 2015, meskipun harga gandum meningkat.

Hanya di Inggris, penjualan eceran pasta kering dan segar mencapai £53 juta pada tahun 1987. Pada tahun 2009, angkanya £282 juta termasuk makanan siap saji berbasis pasta dan nilainya naik menjadi £800 juta, kata pakar riset konsumen Mintel.

Jadi bagaimana pasta menjadi begitu populer? Itu karena murah, serbaguna dan nyaman, kata Jim Winship, dari Asosiasi Makanan Pizza, Pasta dan Italia yang berbasis di Inggris. Saus yang menyertainya dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana.

“Anda dapat membuat banyak masakan berbeda dengannya. Rasanya enak dan mengenyangkan. Ia juga memiliki umur simpan yang lama, jadi Anda bisa menyimpannya di lemari makan sampai Anda perlu menyiapkan makanan.”

Tapi itu hanya sebagian dari kesuksesannya. Pasta juga relatif mudah untuk diproduksi dan diangkut secara massal ke seluruh dunia, menjadikannya produk yang populer di kalangan perusahaan makanan juga.

‘Fenomena budaya’

“Itu selalu menjadi produk industri,” kata John Dickie, profesor Studi Italia di University College London dan penulis Delizia! Sejarah Orang Italia dan Makanannya.

“Ini jelas merupakan salah satu hal yang berkontribusi pada kesuksesannya mudah diangkut dan memiliki umur simpan yang lama. Ia memiliki gen komersial.”

Tim Lang, profesor kebijakan pangan di City University London, mengatakan kemajuan teknologi di abad ke-19 memungkinkan pasta diproduksi dalam skala besar. Tapi Revolusi Industri melakukan itu untuk semua hal lainnya, tambahnya, dan alasan pasta sangat sukses adalah karena orang menyukainya dan cara hidup orang Italia.

“Ini adalah fenomena budaya, bukan fenomena industri,” katanya. “Orang-orang menyukai gaya hidup orang Italia dan makanan pokok mereka yang sederhana.”

Pasta selalu memiliki aspek global karena asalnya tidak murni Italia, yang tidak mengejutkan mengingat dapat dibuat hanya dengan gandum dan air.

Orang Yunani dan Romawi memiliki makanan seperti pasta tetapi mereka cenderung dipanggang, tidak direbus. Tiongkok kuno memiliki pangsit, tetapi merupakan mitos bahwa penjelajah Venesia Marco Polo kembali dari Tiongkok dengan pasta pada tahun 1295.

Teori yang paling diterima adalah bahwa invasi Arab pada abad ke-8 membawa produk mirip mie kering ke Sisilia. Pasta awal ini dibuat menggunakan tepung dari gandum durum, yang merupakan spesialisasi Sisilia. Berdasarkan hukum Italia, pasta kering atau pasta secca hanya dapat dibuat dari jenis gandum ini, dan sebagian besar pasta masih dibuat di Italia.

Dan meskipun dianggap sebagai makanan murah sekarang, makanan ini pada awalnya adalah milik orang kaya, kata Prof Dickie.

“Kita cenderung menganggap pasta seperti kentang, tetapi tidak pernah dipandang sebagai makanan pokok yang hambar. Ini diasosiasikan dengan prestise orang biasa membeli suara dengan pasta”.